Seperti kebanyakan mahasiswa Fakultas
Ekonomi yang akan mengikuti KKP, rasa takut sudah menghantui saya terlebih
dahulu. Baik itu
ketakutan mendapatkan tempat yang tidak enak, atau teman-teman yang tidak
kompak. Tapi untungnya semua itu tidak terjadi terutama pada diri saya secara
pribadi. Saya mendapatkan teman-teman yang oke deh pokoknya. Hal inilah yang
membuat motivasi saya untuk mengikuti KKP semakin besar.
Giriloyo,
tempat yang sangat strategis dibandingkan dengan tempat-tempat KKP lainnya.
Untuk menuju desa Giriloyo mudah dijangkau karena tidak jauh dari jalan utama
Imogiri. Saya dan teman-teman (Imogiri 3) tinggal di kediaman bapak Jazir
Hamid. Rumah bapak Jazir tidak terlalu besar tetapi nyaman untuk disinggahi.
Banyak
kenangan yang tersimpan selama KKP 2 minggu ini terutama dari tiap teman di
pondokan tempat kami tinggal. Pada hari pertama memulai aktivitas semua masih
terasa asing bagi saya, masih banyak keraguan dan ketakutan yang ada dihati dan
pikiran saya. Saya takut apabila tidak dapat menjalani masa KKP ini dengan
baik. Namun hari demi hari bisa saya lewati dan perlahan-lahan semua keraguan
dan ketakutan saya selama ini seakan hilang begitu saja. Indahnya kebersamaan
yang boleh saya alami membuat saya nyaman tinggal di Giriloyo. Karakter
kepribadian dari teman sekelompok saya, yaitu Odil, Sandra, Wasi dan Matias,
mereka seperti keluarga baru bagi saya, yang meskipun terdiri dari berbagai
background serta pola pikir yang berbeda. Dan itulah kelompok Imogiri 3, dimana
banyak dinamika yang terbentuk di dalamnya yang justru malah membuat erat satu
sama lainnya dan membuat setiap pribadi dari kami menjadi bertumbuh menjadi
semakin baik dan lebih baik lagi.
Kesulitan-kesulitan
yang kami alami dalam menjalankan program kerja menjadi mudah dilewati karena
kekompakkan dan kerjasama di antara kami. Perbedaan yang kami miliki di
kelompok, menjadi sauatu pelajaran untuk saya agar lebih menerima perbedaan
tersebut. Saya bangga bisa mengenal orang-orang hebat di kelompok Imogiri 3 karena dengan hadirnya
mereka membuat saya lebih dewasa dan bisa lebih bersosialisasi lagi. Selain
itu, warga di desa Giriloyo juga bersikap sangat baik dan welcome terhadap kami sehingga kami menjadi lebih nyaman terutama
dalam menjalankan program-program kami. Kebiasaan yang dialami setiap harinya
menjadi suatu kebiasaan yang tidak bisa dilupakan setelah menyelesaikan KKP
ini. Rebutan kamar mandi, ngobrol sampai malam, tidur bareng, tertawa bersama
serta makan bersama-sama setiap waktu membuat kebersamaan tersebut tidak ingin
berhenti setelah KKP ini saja. Selain itu,hal lain yang membuat saya senang adalah
saya banyak belajar hal baru, belajar membatik salah satunya. Ternyata membatik
tidak semudah yang dibayangkan, membatik membutuhkan waktu yang lama, harus
melalui beberapa proses sehingga menghasilkan sebuah kain batik yang mempunyai
nilai jual sangat mahal. Selain membatik saya juga mendampingi belajar anak –
anak PAUD. Disitu saya melihat bagaimana mereka belajar dengan kepolosan dan
segala tingkah laku mereka sebagai anak – anak, ada yang ketika belajar malah asik
bermain sendiri, ada juga yang menangis, ada yang ramai sendiri dengan
temannya,dan itu terkadang membuat saya harus belajar ekstra sabar menghadapi
anak-anak tersebut dengan segala tingkahnya yang unik.
Di samping itu, pelajaran lain yang
saya petik dari hidup di desa adalah belajar tentang kesederhanaan, kerjasama,
saling berbagi, tolong menolong, kekompakan, kepedulian terhadap sesama,kasih,
saling menghargai, menghormati sesama, itulah yang saya rasakan selama 2 minggu
di Imogiri. Dan dengan
telah berjalannya KKP ini saya menyadari bergitu menyenangkan mengikuti KKP.
Pelajaran yang dialami selama 2 minggu di desa Imogiri (Giriloyo) membuat saya
memahami begitu pentingnya kerjasama, kekompakan, memahami satu sama lain, dan
kesabaran dalam menjalankan program kerja kami. Dari setiap kekurangan yang
kami miliki selalu ada kelebihan yang kami miliki pula untuk melengkapi
keluarga Imogiri 3 ini. Dengan pelajaran ini juga saya ingin belajar lebih
banyak mengenal orang lain yang belum saya kenal selama ini. Saya juga belajar
bahwa memberi itu bukan tentang seberapa mahal yang kita beri, tapi tentang apa
yang kita berikan. Cukup dengan senyum tulus dari hati. Dan saya belajar bahwa
keluarga itu tidak hanya dibentuk dari hubungan darah. Mungkin apa yang aku
dapatkan terlihat simple, tapi ketika dijalani ada banyak dinamika di dalamnya.
Saya
menyukai namanya suatu perjumpaan dan saya sangat menyesali adanya perpisahan.
Hal ini selalu saya alami jika menemui suatu kumpulan baru dan sifatnya adalah
sementara. Saya mengetahui bahwa tidak ada yang pasti dan bertahan secara
permanen. Manusia berkembang dan manusia akan terus belajar dan berlari menuju
tempat dia hidup. Memang semua adalah proses dan proses KKP ini menjadi masa
untuk saya bisa mandiri dan mengenal betapa saya beruntung mengenal orang-orang
yang hebat. Betapa saya bersyukur mengenal banyak anak kecil yang ada disana
yang membuat saya banyak belajar mengenai kesabaran dan hal ini menyenangkan
untuk saya. KKP itu kisah kasih nyata
yang akan selalu bisa melukiskan senyum dan tawa ketika diingat ataupun
diceritakan kembali. Bahkan, selalu dirindukan untuk diulang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis komentar anda dengan singkat, padat..