Semen berasal dari kata “semi+an” yang berarti kuncup-kuncup, daun dan bunga-bunga. Untuk memberi pegangan dalam membedakan sekian banyak macam pola semen, para penyelidik batik membuat pembagian berdasarkan beberapa persamaan yang terlihat, yaitu :
Pola semen yang hanya terdiri atas kuncup daun-daunan serta bunga-bunga (misalnya : pola pisang Bali, kepetan).
• Pola semen yang terdiri atas kuncup-kuncup, daun serta bunga-bungaan dikombinasikan dengan motif binatang (misalnya: pakis, peksi, endol-endol, merak kesimpir).
• Pola semen yang terdiri atas gambaran tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, ditambah dengan motif sayap atau Lar.
u : Lar, Mirong dan Sawat. Larberupa sayap tunggal, sedangkan Mirong ialah sayap kembar. Motif Sawat yang sejak dahulu kala dianggap sebagai pola raja-raja adalah sayap kembar lengkap dengan ekor yang terbuka. Asal-usul motif sawat tidak jelas, Rouffaer menggalinya dalam sejarah perlambang kerajaan Mataram di bawah Sultan Agung, sebagai lambang kejayaan. Masih banyak lagi pola-pola yang tidak bersifat geometris. Daerah yang terkenal dengan nama Pesisir dimana orang tidak begitu terikat oleh tradisi kraton-kraton, menjadi tempat asal pola yang beraneka ragam. Cirebon dengan pola-pola tidak geometris yang menggambarkan gunung-gunung, batu-batu, kolam-kolam serta binatang-binatang diselingi dengan rangkaian tumbuh-tumbuhan serta bunga-bungaan. Pola seperti yang terdapat dalam selendang-selendang sutera atau Lookcan dari Pantai Utara Jawa Tengah dan Timur, dengan burungburung, bunga-bunga serta binatang-binatang lain, memperlihatkan campuran pengaruh berbagai ragam seni hias yang berasal dari berbagai kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis komentar anda dengan singkat, padat..