Pada awalnya, di Jawa batik berkembang di dalam tembok keraton dan asal usul batik tulis Giriloyo dimulai seiring dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri yang terletak di Pajimatan pada tahun 1654.
Motif Wahyu Temurun |
Sejalan dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri ini diperlukan orang-orang yang bisa merawat serta menjaga makam tersebut. Karenanya, pihak keraton menugaskan abdi dalem. Para abdi dalem ini dikepalai oleh seorang yang diberi pangkat Bupati (versi Keraton). Oleh karena banyak abdi dalem yang bertugas memelihara makam tersebut, sehingga terjadilah interaksi antara masyarakat-abdi dalem dengan keraton, maka kepandaian membatik dengan motif batik halus keraton berkembang di wilayah ini. Kemudian, keterampilan membatik itu diwariskan kepada anak atau cucu perempuannya.
Seiring dengan pesanan keraton yang semakin banyak, sementara jumlah perajian batik yang ada di Pajimatan terbatas (tidak memadai), mereka mendatangkan tenaga-tenaga dari Giriloyo. Dan, bagi penduduk Giriloyo itu merupakan suatu keberuntungan karena mereka bisa ngangsu kaweruh tentang batik di Pajimatan sebelum mereka berusaha sendiri. Apalagi, pengerjaannya dilakukan di rumah masing-masing. Artinya, kain yang akan dibatik dibawa pulang ke Giriloyo, kemudian (setelah jadi) disetorkan ke Pajimatan. Inilah yang kemudian membuat nama Giriloyo lebih mencuat ketimbang Pajimatan.
Banyak motif batik yang di hasilkan di Giriloyo, motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun-temurun, sehingga polanya tidak berubah, karena cara memola motif itu sendiri hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, dan tidak setiap pembatik dapat membuat motif sendiri. Orang yang membatik tinggal melaksanakan pola yang telah ditentukan. Jadi, kerajinan batik tulis merupakan suatu pekerjaan yang sifatnya kolektif. Sebagai catatan, para pembatik di Giriloyo khususnya dan Yogyakarta pada umumnya, sebagian besar proses kegiatan membatik dilakukan oleh kaum perempuan baik tua maupun. Keahlian membatik tersebut pada umumnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis komentar anda dengan singkat, padat..