Agar kain yang mau dibatik terbebas dari zat-zat/kotoran yang menempel maka sebelum kain/mori mulai dibatik sebaiknya perlu dilakukan persiapan-persiapan atau perlakuan husus terhadap kain/mori tersebut. Hal ini dilakukan agar kain tersebut mudah tembus oleh lilin serta zat warna.
- Proses Mordanting.
- Untuk kain katun dan sejenisnya, Resep : Serat Kain (1pt : 2,5 m) = 500 g Tawas : 100 g Soda Abu : 30% Cara : Tawas + soda abu dilarutkan dalam 10 liter air, dipanaskan sampai mendidih. Kain dimasukkan sambil diaduk-aduk selama 1 jam, api dimatikan. Diamkan semalam, kain dicuci dan dikeringkan. Untuk kain wol/sutera dan sejenisnya, Resep : Serat kain = 500 gr Tawas = 100 gr Cara : Tawas dilarutkan kedalam 10 liter air, dipanaskan tidak lebih dari 60°C Kain dimasukkan sambil diaduk-aduk selam 1 jam, api dimatikan. Diamkan semalam, kemudian dicuci dan dikeringkan.
- Cara Ekstraksi dan Pewarnaan Zat warna alam yang berasal dari kulit/kayu dicincang, ditimbang sesuai berat kain, untuk 1 pt (2,5 m = 500g) memerlukan ± 1 kg bahan zat warna alam. Cincangan kayu/kulit kayu tersebut dimasukkan kedalam 10 liter air, dipanaskan sampai mendidih, sampai air tinggal 4-5 liter, setelah dingin disaring/dipisahkan.
- Cara Pewarnaan Bahan yang akan diwarna (setelah dibasahi TRO) dimasukkan kedalam larutan Zat Warna sambil dibolak-balik supaya rata dan didiamkan selama 15 menit. Kain diangkat, diangin-anginkan di tempat teduh, setelah kering pencelupan diulang seperti No. 3 sampai minimal 3 kali. Terakhir dilakukan proses iring atau sarenan atau fiksasi.
- Proses Sarenan/Fiksasi Ada 3 jenis bahan alternatif yang aman digunakan (dapat dipilih salah satu)
- Fiksasi dengan Air Kapur Timbang 50 gr kapur Tohor (Gamping Prongkal), larutkan kedalam 1 liter air untuk membuat 4 liter larutan memerlukan 200 g kapur Tohor. Diamkan, yang dipakai air beningnya. Kemudian bahan/kain direndam dalam larutan 1 liter beningannya tersebut selama 10 menit, dicuci bersih dan dikeringkan.
- Fiksasi dengan Tawas Timbang 70 g tawas, larutkan kedalam 1 liter air (280 g tawas untuk 4 liter larutan). Bahan direndam selam 10 menit, dicuci bersih dan dikeringkan.
- Fiksasi dengan Tunjung Timbang 50 g Tunjung, larutkan kedalam 1 liter air (200 g tunjung untuk 4 liter larutan). Bahan direndam selama 10 menit, dicuci bersih dan dikeringkan.
5. Golongan Zat Warna Alam
Berdasarkan jenisnya Zat Warna Alam dapat di bagi menjadi empat golongan :
- Zat Warna Alam Golongan Mordan Zat warna alam ini merupakan zat warna alam yang dalam proses pewarnaannya harus melalui penggabungan dengan kompleks logam.sehingga zat warna ini akan lebih tahan daya lunturnya. Contoh : Kulit akar pace, kulit kayu tingi, kulit buah jalawe dll.
- Zat Warna Alam Golongan Direk Zat warna ini merupakan zat warna alam yang mempunyai ikatan hydrogen sehingga ketahanannya kurang baik untuk pewarnaan pada tekstil. Contohnya : Kunyit.
- Zat Warna Alam Golongan Asam/Basa. Zat warna ini merupakan zat warna alam yang mempunyai gugus kombinasi asam dan basa tepat untuk diterapkan pada pewarnaan serat sutera atau wol dan tidak bisa memberikan efek warna yang permanen pada serat katun.
- Zat warna Alam Golongan Bejana Zat warna ini merupakan zat warna alam yang proses pembetukan zat warnanya harus mengalami proses fermentasi/pembejanaan dan pewarnaanya harus melalui proses reduksi-oksidasi( di angin-angin melalui udara). Contoh Daun Tom/Indigo. 1) Warna primer adalah warna pokok • Merah • Kuning • Biru 2) Warna Sekunder adalan pemcampuran dari warna primer • Merah + kuning = 0ranya • Kuning + Biru = Hijau • Biru + Merah = Ungu 3) Warna tersier adalah pencampuran antara warna primer dan warna sekunder • 0ranya + Merah = Oranye kemerah-merahan • 0ranya + kuning = Oranye kekuning kuningan • Hijau + Kuning = Hijau kekuning kuningan • Hijau + Biru = Hijau kebirubiruan • Ungu + Biru = Ungu kebiru-biruan • Ungu + Merah = Ungu kemerah merahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis komentar anda dengan singkat, padat..