Senin, 01 Maret 2010

Jadilah Penerjamah dan Peniru yang Kreatif

Dari sub artikel di atas, dapat dikatakan bahwa tindakan peniruan dan penerjemahan bukanlah sebuah aib. Terkadang ada pandangan miris kita melihat banyaknya karya terjemahan di tanah air, melambangkan miskinnya orisinalitas dalam karya anak negeri. Tetapi ini memang hukum alam, air selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Ilmu pun begitu, ia mengalir dari negara maju ke negara berkembang. Untuk akhirnya mata air kreatif dalam negeri akan muncul dan mampu mencukupi kehausan akan ilmu di dalam negeri. Karya terjemahan adalah satu hal, menerjemahkan dan kemudian mengembangkan serta mengkulturisasi sesuai dengan karakteristik budaya bangsa adalah hal yang lain. Bangsa Jepang banyak menyerap ilmu dari luar tapi tidak meninggalkan ke“Jepangannya”. Mereka bahkan lebih suka menggunakan bahasa Jepang daripada bahasa global, bahasa Inggris. Meniru dari bangsa lain adalah satu hal, meniru dan memodifikasi adalah hal yang lain. Hamka sudah jauh-jauh tahun mengatakan (bukan jauh-jauh hari lagi, karena dia sudah berkata seperti ini ketika kita belum lahir) dalam Falsafah Hidup, “Maka tidaklah adil jika buah tangan orang lain, syair bikinan orang lain, atau karangan orang lain, kita salin saja lalu kita katakan kita yang empunya. Undang-undang negeri memberi perlindungan kepada hak yang demikian, sehingga orang yang merasa kecurian boleh mengadukannya ke muka hakim. Yang diizinkan hanyalah menyadur. Sebab tidak ada suatu ilmu yang jadi pendapat tunggal seseorang.” Saya kira yang dimaksud Hamka dengan buah tangan, secara luas, adalah suatu karya cipta dan yang dimaksud saduran tersebut adalah pengembangan kreativnya. Bangsa Jepang juga meniru dari Barat sebelum mereka dapat menghasilkan produk dan barang yang jauh lebih baik daripada yang ditirunya. Jadi selamat menerjemah (transfer ilmu), meniru, dan dilanjutkan tindakan modivikasi kreatif… kalau hanya sebatas menerjemah atau meniru saja, kita akan di cap sebagai manusia Copy Paste

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tulis komentar anda dengan singkat, padat..

Pandemi Covid 19 membuat Batik banyak yang Tertumpuk

Pandemi Covid 19 sangat berdampak pada semua sektor kehidupan. Usaha Batik Tulis oleh sebagian besar masyarakat di Giriloyo, Wukirsari, Imog...

Label

Batik Giriloyo (11) Batik Tulis Giriloyo (9) Batik Tulis (6) Batik Sekar Kedhaton (5) Batik warna alam (4) Batik (3) Giriloyo (3) Warna Alam (3) Alat-alat Batik Tulis (2) Belajar Batik (2) Desa Wisata (2) Jazir Hamid (2) Kampung batik Giriloyo (2) Sentra Batik tulis giriloyo (2) dusun Giriloyo (2) Batik Cap (1) Batik Indonesia (1) Batik Klasik (1) Batik Solo (1) Batik Tradisional (1) Batik tren 2014 (1) Belajar Batik Singkat (1) Belajar Batik Tulis (1) Canting (1) Canting Cap (1) Disperindagkop.Kabupaten Bantul (1) Dusun Wisata Budaya (1) Filosofi Motif (1) Gazebo Batik Tulis Giriloyo (1) Harga Produk Batik (1) Industri Batik (1) Kerajinan Batik (1) Kota Batik Dunia (1) Kreatifitas Batik (1) Kursus Batik (1) Kursus Batik tulis (1) Kursus Pewarnaan Batik (1) Kursus dan Private Batik (1) Membuat Batik Tulis (1) Motif Irian (1) Motif Semen (1) Motif Tambal (1) Naptol.Remasol (1) New normal (1) Paket Wisata Belajar Batik (1) Pelatihan Batik (1) Peragaan Busana (1) Pola Batik (1) Pola Semen (1) Proses Pembuatan BAtik (1) Rahardi Ramlan (1) Sejarah Batik (1) Sentara Batik Tulis Giriloyo (1) Teknik Pewarnaan Usap (1) Truntum (1) Tukar Link (1) Visi Misi (1) Wisata Batik (1) Wukirsari (1) Zat Warna Herbal (1) gazebo batik giriloyo (1) imogiri (1) krisis ekonomi (1) kursus batik warna alam (1) lunlungan (1) mada linggau (1) motif batik (1) motif batik tradisional (1) pewarna batik (1) procion (1) produk batik tulis (1) proses produksi (1) sekar jagad (1) sido mukti (1) sidoasih (1) suket (1) sutera (1) warna colet (1) whyu temurun (1)