Sabtu, 12 September 2015

Refleksi Brigitta Dyah Karisma (KKP USD) 2015

Seperti kebanyakan mahasiswa Fakultas Ekonomi yang akan mengikuti KKP, rasa takut sudah menghantui saya terlebih dahulu. Baik itu ketakutan mendapatkan tempat yang tidak enak, atau teman-teman yang tidak kompak. Tapi untungnya semua itu tidak terjadi terutama pada diri saya secara pribadi. Saya mendapatkan teman-teman yang oke deh pokoknya. Hal inilah yang membuat motivasi saya untuk mengikuti KKP semakin besar.
Giriloyo, tempat yang sangat strategis dibandingkan dengan tempat-tempat KKP lainnya. Untuk menuju desa Giriloyo mudah dijangkau karena tidak jauh dari jalan utama Imogiri. Saya dan teman-teman (Imogiri 3) tinggal di kediaman bapak Jazir Hamid. Rumah bapak Jazir tidak terlalu besar tetapi nyaman untuk disinggahi.
Banyak kenangan yang tersimpan selama KKP 2 minggu ini terutama dari tiap teman di pondokan tempat kami tinggal. Pada hari pertama memulai aktivitas semua masih terasa asing bagi saya, masih banyak keraguan dan ketakutan yang ada dihati dan pikiran saya. Saya takut apabila tidak dapat menjalani masa KKP ini dengan baik. Namun hari demi hari bisa saya lewati dan perlahan-lahan semua keraguan dan ketakutan saya selama ini seakan hilang begitu saja. Indahnya kebersamaan yang boleh saya alami membuat saya nyaman tinggal di Giriloyo. Karakter kepribadian dari teman sekelompok saya, yaitu Odil, Sandra, Wasi dan Matias, mereka seperti keluarga baru bagi saya, yang meskipun terdiri dari berbagai background serta pola pikir yang berbeda. Dan itulah kelompok Imogiri 3, dimana banyak dinamika yang terbentuk di dalamnya yang justru malah membuat erat satu sama lainnya dan membuat setiap pribadi dari kami menjadi bertumbuh menjadi semakin baik dan lebih baik lagi.
Kesulitan-kesulitan yang kami alami dalam menjalankan program kerja menjadi mudah dilewati karena kekompakkan dan kerjasama di antara kami. Perbedaan yang kami miliki di kelompok, menjadi sauatu pelajaran untuk saya agar lebih menerima perbedaan tersebut. Saya bangga bisa mengenal orang-orang hebat  di kelompok Imogiri 3 karena dengan hadirnya mereka membuat saya lebih dewasa dan bisa lebih bersosialisasi lagi. Selain itu, warga di desa Giriloyo juga bersikap sangat baik dan welcome terhadap kami sehingga kami menjadi lebih nyaman terutama dalam menjalankan program-program kami. Kebiasaan yang dialami setiap harinya menjadi suatu kebiasaan yang tidak bisa dilupakan setelah menyelesaikan KKP ini. Rebutan kamar mandi, ngobrol sampai malam, tidur bareng, tertawa bersama serta makan bersama-sama setiap waktu membuat kebersamaan tersebut tidak ingin berhenti setelah KKP ini saja. Selain itu,hal lain yang membuat saya senang adalah saya banyak belajar hal baru, belajar membatik salah satunya. Ternyata membatik tidak semudah yang dibayangkan, membatik membutuhkan waktu yang lama, harus melalui beberapa proses sehingga menghasilkan sebuah kain batik yang mempunyai nilai jual sangat mahal. Selain membatik saya juga mendampingi belajar anak – anak PAUD. Disitu saya melihat bagaimana mereka belajar dengan kepolosan dan segala tingkah laku mereka sebagai anak – anak, ada yang ketika belajar malah asik bermain sendiri, ada juga yang menangis, ada yang ramai sendiri dengan temannya,dan itu terkadang membuat saya harus belajar ekstra sabar menghadapi anak-anak tersebut dengan segala tingkahnya yang unik.
Di samping itu, pelajaran lain yang saya petik dari hidup di desa adalah belajar tentang kesederhanaan, kerjasama, saling berbagi, tolong menolong, kekompakan, kepedulian terhadap sesama,kasih, saling menghargai, menghormati sesama, itulah yang saya rasakan selama 2 minggu di Imogiri. Dan dengan telah berjalannya KKP ini saya menyadari bergitu menyenangkan mengikuti KKP. Pelajaran yang dialami selama 2 minggu di desa Imogiri (Giriloyo) membuat saya memahami begitu pentingnya kerjasama, kekompakan, memahami satu sama lain, dan kesabaran dalam menjalankan program kerja kami. Dari setiap kekurangan yang kami miliki selalu ada kelebihan yang kami miliki pula untuk melengkapi keluarga Imogiri 3 ini. Dengan pelajaran ini juga saya ingin belajar lebih banyak mengenal orang lain yang belum saya kenal selama ini. Saya juga belajar bahwa memberi itu bukan tentang seberapa mahal yang kita beri, tapi tentang apa yang kita berikan. Cukup dengan senyum tulus dari hati. Dan saya belajar bahwa keluarga itu tidak hanya dibentuk dari hubungan darah. Mungkin apa yang aku dapatkan terlihat simple, tapi ketika dijalani ada banyak dinamika di dalamnya.

Saya menyukai namanya suatu perjumpaan dan saya sangat menyesali adanya perpisahan. Hal ini selalu saya alami jika menemui suatu kumpulan baru dan sifatnya adalah sementara. Saya mengetahui bahwa tidak ada yang pasti dan bertahan secara permanen. Manusia berkembang dan manusia akan terus belajar dan berlari menuju tempat dia hidup. Memang semua adalah proses dan proses KKP ini menjadi masa untuk saya bisa mandiri dan mengenal betapa saya beruntung mengenal orang-orang yang hebat. Betapa saya bersyukur mengenal banyak anak kecil yang ada disana yang membuat saya banyak belajar mengenai kesabaran dan hal ini menyenangkan untuk saya.  KKP itu kisah kasih nyata yang akan selalu bisa melukiskan senyum dan tawa ketika diingat ataupun diceritakan kembali. Bahkan, selalu dirindukan untuk diulang lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tulis komentar anda dengan singkat, padat..

Pandemi Covid 19 membuat Batik banyak yang Tertumpuk

Pandemi Covid 19 sangat berdampak pada semua sektor kehidupan. Usaha Batik Tulis oleh sebagian besar masyarakat di Giriloyo, Wukirsari, Imog...