Kamis, 22 November 2012

Festival Fashion Museum Tekstil 2012, (Pagelaran Maha Karya Batik Bantul II)


Ketua Dekranasda-Jakarta (Ny. Iriani Joko Widodo)
Festival Fashion Museum Tekstil 2012, (Pagelaran Mahakarya Batik Bantul) Rabu (21/11) malam dibuka oleh Ny Iriana Joko Widodo. Pembukaan festival ini ditandai dengan penggoresan canting di atas mori. Pagelaran Batik Bantul kali ini merupakan kali kedua. Pagelaran batik Bantul pertama diadakan di tengah sawah di wilayah babadan Kabupaten Bantul pada bulan Juli 2012 dengan menampilkan produk Batik Bantul yang diwakili dari dua wilayah - sentra batik yaitu dari pandak dan Imogiri (Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul). Waktu itu, pagelaran juga mendapat sambutan meriah dari warga Bantul. Pada pagelaran batik di Museum Tekstil ini menampilkan mahakarya batik asal Bantu, peragaan busana batik asal Bantul dan seni tari oleh putra-putri Bantul (dari Sanggar Tari Kembang Sore, rendeng, Bantul).
Pagelaran batik kali ini dimotori dari Bantul, Yogyakarta, yang digagas dan diprakarsai oleh Windu Baskoro (Ketua Koperasi Batik Bantul). Dalam kesempatan itu
Wali Kota Jakarta Barat mengungkapkan bermaksud melaksanakan kegiatan seperti ini sebagai bagian dari upaya menggali potensi budaya bangsa serta pelestarian batik. "Saya akan curi-curi konsep kegiatan ini. Bersama SKPD (satuan kerja perangkat daerah), saya akan belajar batik asli Bantul. Apalagi, saya bersyukur karena Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo akan juga mengenakan batik Betawi," katanya.
Lebih lanjut Wali Kota menjelaskan tentang potensi warisan budaya dan sejarah yang ada di Jakarta Barat. "Jakarta ditunjuk sebagai salah satu dari 15 destinasi pusaka yang potensinya terus dikembangkan. Belum lama ini juga pimpinan negara bagian Melaka menyempatkan diri mengunjui kawasan Tambora. Karena di sana terdapat peninggalan sejarah perjuangan Tan Malaka yang diabadikan dengan adanya Jalan Malaka. Rencananya, mereka akan menanam saham dan membuka gerai warisan budaya di daerah itu," paparnya.  
Sementara itu Bupati Bantul, Sri Suryawidati mengatakan batik di Indonesia sudah mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada Oktober 2009. Dengan adanya pengakuan dari lembaga dunia itu, ia mengajak untuk melestarikan batik agar tidak punah. Pengakuan batik Indonesia juga membawa manfaat yang besar dalam upaya melestarikan dan mengembangkan batik, di antaranya mampu memberikan motivasi bagi para pemangku kepentingan untuk melestarikan budaya batik, baik pemerintah maupun swasta.
Pagelaran serupa akan dilaksanakan tahun depan, dan rencananya akan digelar di wilayah Imogiri. Demikian ungkap Windu Baskoro (Penggagas pagelaran tersebut)..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tulis komentar anda dengan singkat, padat..

Pandemi Covid 19 membuat Batik banyak yang Tertumpuk

Pandemi Covid 19 sangat berdampak pada semua sektor kehidupan. Usaha Batik Tulis oleh sebagian besar masyarakat di Giriloyo, Wukirsari, Imog...